Munculnya Komunisme dan Awal Perkembangannya

Munculnya Komunisme dan Awal Perkembangannya[1]

Istilah Komunisme, berasal dari bahasa Latin “Comunis” artinya “milik bersama”. Istilah ini berakar dari pemikiran Karl Mark[2] dan Lenin.

Karl Marx pertama kali mengungkapkan pemikirannya mengenai ideolog[3] Komunis dalam sebuah pamflet yang ditulis bersama dengan Predrick Engels pada tahun 1848. Pamflet tersebut berjudul The Communist Manifesto.Pemikiran mereka yang diungkapkan dalam pamflet tersebut berasal dari hasil pengamatannya terhadap situasi di Eropa Barat pada saat itu. Pada saat itu di Eropa Barat sedang dalam situasi transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah pertumbuhan industrialisasi, dan di Eropa Barat juga sedang menjadi pusat ekonomi dunia, serta Inggris berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi, politik dan demokrasi politik liberal.

Dalam perkembangannya Komunisme terbagi menjadi dua aliran, yaitu aliran Sosial Demokrat, yang disebut juga sosialisme, dan aliran komunisme ajaran Marx clan Lenin.Yang pertama bertujuan untuk membentuk pemerintahan Demokratis Parlementer dengan pemilihan. Seclangkan yang keclua “Komunisme Marx”, yang menjadi dasar perjuangan Marx, Lenin, Stalin clan Mao Tse Tung ialah Komunisme “Diktator Proletar” yang menolak sistem pemilihan. Demokratis Parlementer.

“Apa yang mereka maksudkan diktator proletar ialah diktator yang mereka jalankan oleh pelopor-pelopor kaum buruh dan tani, guna mengikis habis unsur-unsur Kapitalisme, dan ini diperlukan untuk menuju Sosialisme, Komunisme lebih dikenal di Rusia dengan nama “Bolsjewisme”.

Sebenarnya teori komunisme bukan baru muncul pada abad ke-19, tetapi sudah muncul pada abad ke-16, ketika bentuk kapitalisme mulai tumbuh.Pada tahun 1516 Thomas More menulis sebuah essay yang berjudul Utopia. Essay Thomas More tersebut kemudian diikuti oleh Tommaso Campanela pada tahun 1623 yang menulis Civitas Solis (City of the Sun), Francis Bacon pada tahun 1627 menulis New Atlantis, dan James Harrington pada tahun 1658 yang menulis The Ocean. Pemikiran-pemikiran komunisme tetap hadir pada masa-masa setelah itu sampai munculnya tulisan Marx dan Engels.

Pemikiran Marx dan Engels tersebut dikenal dengan Marxisme. Istilah ini dipakai karena Karl Marx memberikan sumbangan pemikiran yang lebih penting dibandingkan dengan Engels. Prinsip dasar dari Marxisme adalah pertama, teori materialisme historis. Menurut Marxisme hanya persoalan-persoalan dan hubungan-hubungan materi yang riil beserta perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan-hubungan tersebut yang mampu menyebabkan berbagai perubahan dalam pemikiran dan ide-ide; kedua, teori materialisme dialektis. Teori mengenai perubahan sosial yang berdasarkan pada proses dialektis yang menekankan pada materi ketiga, sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu kepada teori nilai lebih tenaga kerja (nilai surplus).[4]

Berdasarkan teori ini keuntungan kapitalis diambil dari jumlah yang diproduksi di atas upah yang dibayarkan pada buruh; keempat, menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar perjuangan kelas. Menurut Karl Marx perjuangan kelas akan melahirkan revolusi. Revolusi ini akan membawa kemenangan kelas pekerja (proletar) atas kaum kapitalis (borjuis). Setelah revolusi akan terjadi suatu periode transisi yang singkat yang dinamakan diktator proletar. Tahap ini ditandai oleh konsolidasi kekuasaan prole tar melalui hilangnya kaum borjuis secara perlahan-lahan, dan masuknya mereka menjadi bagian dari kelas proletar. Pada tahap ini akan dipimpin oleh suatu kepemimpinan diktator proletar.  Kemudian apabila masyarakat komunis tanpa kelas telah terbentuk, maka negara dan kepemimpinan diktator akan hilang dengan sendirinya.

Dalam perkembangan selanjutnya, Lenin,[5] seorang pengikut Marxisme dari Rusia, menginterpretasikan Marxisme tersebut. Interpretasi Lenin terhadap Marxisme diantaranya yang terpenting adalah pertama, proses sejarah dapat dipercepat. Maksudnya adalah terbentuknya masyarakat komunis yang tanpa kelas dapat dipercepat. Hal ini berbeda dengan pandangan Marx, yang menurutnya terbentuknya masyarakat komunis bisa diibaratkan dengan jatuhnya buah yang matang dari pohon. Kalau buah sudah matang barulah bisa jatuh. Artinya revolusi akan meletus di suatu negara yang kapitalismenya telah maju/krisis atau revolusi pasti akan datang dengan sendirinya. Pokok ajaran Marx tentang revolusi adalah revolusi tidak harus dimulai dengan revolusi komunis melainkan dengan kemenangan komunis.

Tetapi Lenin berkeyakinan bahwa, pertama buah itu dapat dan harus direbut.Kedua, alat yang dapat mempercepat sejarah adalah Partai Komunis yang mewakili proletar, meskipun diantara anggotanya terdapat orang-orang yang bukan proletar. Partai Komunis disebutnya sebagai Vanguard atau pelopor kelas proletar. Oleh karena itu Partai Komunis harus terdiri dari segolongan kedl orang yang revolusioner dan sangat berdisiplin. Dalam hal ini Lenin mengatakan bahwa kualitas adalah jauh lebih penting daripada kuantitas. Ketiga, dalam suatu negara agraris kelas proletar harus bersekutu dengan kelas petani. Interpretasi Lenin terhadap Marxisme itu dikenal dengan Leninisme. Perpaduan antara Marxisme dan Leninisme inilah yang dikenal sebagai Komunisme sekarang ini. Komunisme seperti yang dikenal sekarang ini bisa diartikan dalam beberapa konteks. Dalam konteks ekonomi, komunisme diandaikan sebagai suatu masyarakat yang diorganisasikan berdasarkan prisnip-­prinsip hak milik umum atas semua alat-alat produksi, penghapusan total, atau paling tidak pembatasan hak-hak milik yang bersifat perorangan atau pribadi, dan persamaan dalam hal distribusi barang dan jasa untuk keperluan hidup. Komunisme dalam hal ini secara teoritis bisa diwujudkan dalam pemerintahan demokratis maupun diktatorial. Dalam konteks politik, komunisme dalam banyak hal diidentikkan dengan model pemerintahan satu partai yang memerintah dengan cara-cara diktator.[6]

[1] Sumber : Buku “Komunisme di Indonesia Jilid I: Perkembangan Gerakan dan Pengkhianatan Komunisme di Indonesia (1913-1948), Jakarta: Pusjarah TNI, 1999

[2]  Karl Marx dilahirkan di Trier (Treves), Jerman, pad a tahun 1818, dari keluarga golongan kelas menengah turunan Jahudi yang telah memeluk agama Protestan. la meninggal tahun 1883 di London, Inggris dalam usia 75 tahun.

[3]  Ideologi : Sistem kepercayaan yang menerangkan dan membenarkan suatu tatanan politik yang dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur 1. Rancangan, instruksi serta program untuk mencapainya, 2. Weltan Schauung yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap kejadian dan problem politik yang dfhadapinya dan yang menentukan tingkah laku politik, 3. Paham, teori dan tujuan yang terpadu merupakan satu program sosial politik, lihat Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai PUstaka, Jakarta, 1976, hal. 366.

[4]  Lembaga Penelitian Universitas Palajaran, Dampak Pemherontakan PKI Madiun 1948, Terhadap Organisasi PNI (1948-1955), Fakultas Sastra Universitas Pajajaran, 1994, hal. 6-10

[5]Nama asli Lenin ialah Vladimir Ilych Ulyanov. Ia dilahirkan di Simbirsk, Rusia, pada tahun 1790 dari keluarga kelas menengah. Ia meninggal tahun 1824 di Moskow

[6]Ibid, hal. 10-15

1 Komentar

  1. Bahasannya kok tdk mendetail, sebagaimana yg diterbitkan Insist Pres.
    Bicara Komunisme memang harus memahami Marxisme.
    Marx dan Engels bukan lah Nabi/Rosul yang ajaranya tidak mengenal ruang dan waktu, melainkan filisuf praksis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.