PEMENTASAN OLEH ATNI[1]
11 Juli 1961
Akademi Teater Nasional Indonesia atau ATNI adalah usaha menggiatkan kehidupan teater nasional di negeri kita. Untuk itu ditumbuhkan kader-kader yang mengerti seluk-beluk teater, mulai dari mengarang lakon hingga teknik pementasan.
Pendidikan kader ini dijalankan oleh Usmar Isma’il dan Asrul Sani. Saya juga ikut jadi pengajarĀ di ATNI dalam mata pelajaran Analisa Drama. Dalam beberapa tahun ini banyak lakonĀ dipentaskannya, gubahan pengarang-pengarang luar negeri kenamaan dari Rusia, Amerika, Prancis, Swedia dan sebagainya.
Pementasan lakon itu merupakan kesempatan latihan yang baik bagi para siswa ATNI. Mulai tanggal 9 Juli lalu ATNI menyelenggarakan suatu Pekan Teater. Dipertunjukkan lakon-lakon seperti “The Rainmakers” gubahan N. Richard Nash, “Huis Clos” gubahan Jean Paul Sartre, “Montserrat” gubahan Emanuel Robles.
Hari ini saya menonton lakon “Pawang Hujan” terjemahan “The Rainmakers”. Lakon ini ditonton pula oleh Bung Hatta dan istrinya. Selama beberapa tahun mengikuti pementasan ATNI saya melihat kemajuan yang dicapai. Kemampuan acting yang diperlihatkan oleh siswa-siswa ATNI seperti Tatik Maliyati , Meinar, Steve Lim, Sukarno M. Noor telah mencapai derajat yang tidak memalukan.
Sebagai orang yang pernah berpengalaman di atas panggung sandiwara seperti perkumpulan sandiwara “Maya” di zaman pendudukan Jepang, saya harus mengatakan tingkat yang telah dicapai oleh siswa-siswa ATNI jauh lebih maju daripada apa yang pernah dilakukan “Maya”. Apakah ATNI mempunyai masa depan baik sulitlah mengatakannya pada waktu itu. (DTS)
[1] Catatan wartawan senior Rosihan Anwar, suasana sosial politik bangsa Indonesia, menjelang peristiwa G30S-PKI 1965, antara tahun 1961-1965. Dikutip dari buku “Sebelum Prahara: Pergolakan Politik Indonesia 1961-1965”, Jakarta : Sinar Harapan, 1980, hal. 76.
Leave a Reply